Penantian Cinta
Meluncur waktu mengingatkan lagi pada patah demi katamu
Kata cinta memang belum sempat terucap namun itu bukanlah penghalang
Banyak hati manusia, yakin q...
Menginginkan 3 kata itu
Tapi dapatkah 3 kata itu menjamin pada apa yang seharusnya terjadi
Bukankah mereka...
Karena kau dan aq adalah satu suara
Tak mengapa ribuan mil membentangkan jarak
Memberikan dinding kokoh pemisah antara q dan mu
Tapi hati mu salalu dapat q rasakan, juga merindu...
Bahkan tanpa perlu kau sampaikan
Bersabarlah, memang tidaklah mudah,
Dan kau pun telah ikrarkan janji,
Yang q tahu kau pun telah wujudkannya,
Tulus setia itu...
====================================================================
Matahari
Mentari bergumam lirih,
Katanya:
Aku ada dan aku sendiri, Bersinar menghangatkan hati..
Pagi hingga senja hari, Sejak segar hingga letih..
Matahari setia pada fajar yang memintanya terbit,
Matahari patuh pada petang yang memintanya tenggelam,
Sabar menunggu dalam gulita hingga terang,
Berharap dalam hati yang gamang…
Ada tanya, ada ragu, Ada tunggu, ada gundah,
Ada mengapa, ada dimana, Ada mungkinkah, ada alangkah,
Sibak tangan tanda menolak, Tarikan nafas tanda resah…
Ingin lari kencang seperti angin tiada tujuan,
Ingin terbang tinggi bak bintang berkerlipan,
Ingin tenggelam dalam ngarai tak berdasar,
Tapi kemana?
Tapi mengapa?
Dan Untuk apa?
Kemanakah daun terdampar, Hingga hilang semua kabar…
Mengapa berkata pintu hati tertutup,
Bila belum pernah ada jemari mencoba membuka.
Mengapa berkata matahari tak bersinar,
Bila ketika ia bercahaya ada palingan wajah,
Mengapa tak digenggam tangan yang menggapai,
Mengapa dibiarkan jemarinya terkulai.
Bila ada ketukan, Maka bukalah..
Bila ada Tanya, Maka jawablah..
Jangan tunggu abu menjadi dingin,
Jangan tunda hingga telaga kering.
Untuk angin jangan lagi berhembus,
Bulan jangan lagi pernah purnama,
Dentingan piano jangan lagi bergema,
Sayatan biola jangan lagi bernada,
Matahari kalau bisa jangan lagi terbit,
Dan, pertemuan hanya akan terjadi di alam lain…
Matahari ada,
Matahari sendiri,
Bersinar sendiri,
Menghangati sendiri…
Bulan ada…
Tetapi sepertinya telah lupa?
perjalanan ini,
terasa sangat menyedihkan,
====================================================================
Salah Siapa
Mengapa kau hanya menyakiti…
Bunuh saja aq dengan amarah…
Agar kau puas,
Agar aq tak lagi menggangu hidupmu…
Agar kau terbebas…
Aku tak mengerti apa yang terjadi pada diriq,
Biarpun malam menjulang,
Menurunkan matahari kembali keperaduan…
Aku masih sendiri dan menyepi,
Dan tak pernah aq menggenggam keindahan malam…
Seperti yang sedang aq rasa saat ini…
Dan ijinkanlah diriq menggapai jari-jemarimu…
Sehingga dapat kurasakan betapa kau ingin mengatakan sesuatu padaq…
Membiarkan cinta bersuara jika tak sanggup berucap…
Aku mencintaimu…
Dan tak pernah kau akui aq dalam hatimu…
Coba kau tengok kehancuran aq…
Adakah sesal membayang…
Lalu hadirkan kata suka…
Sapa yang akan kita anggap bersalah…
Sapalah yang mempertanyakan keberadaannya…
Dirimu yang kecil dan malang…
Dan tahukah engkau…
Bahwa mungkin memang aq tak bisa lagi membahagiakan dirimu,
Karena memang inilah aq…
Tapi aku bersukur,
Karna tak pernah aq menghirup harum tubuhmu…
0 comments:
Post a Comment